Apakah Ini Kesempatan Terakhir untuk Menyelamatkan Keanekaragaman Hayati?

Apakah Ini Kesempatan Terakhir untuk Menyelamatkan Keanekaragaman Hayati?

Eksploitasi terhadap keanekaragaman hayati, penebangan liar, konversi kawasan hutan menjadi areal lain, perburuan dan perdagangan liar adalah beberapa faktor yang menyebabkan terancamnya keanekaragaman hayati. Untuk mendorong usaha penyelamatan sumberdaya alam yang ada, dan adanya realitas meningkatnya keterancaman dan kepunahan sumberdaya hayati, maka ditetapkan adanya status kelangkaan suatu spesies. Indonesia merupakan negara dengan tingkat keterancaman dan kepunahan spesies tumbuhan tertinggi di dunia dan merupakan hot-spot kepunahan satwa. Ajang COP15 menjadi sangat penting karena para pemimpin dunia akan dihadapkan pada tugas yang sangat penting untuk menyetujui Global Biodiversity Framework (GBF) pasca-2020, yang dimaksudkan sebagai rencana strategis, menetapkan tujuan dan target global, dan merinci langkah-langkah yang harus dilakukan. diambil untuk orang untuk hidup selaras dengan alam. Apakah ini adalah kesempatan terakhir bagi dunia untuk menyelamatkan keanekaragaman hayati secara kolektif?

Ikuti diskusi “Apakah Ini Kesempatan Terakhir Untuk Menyelamatkan Keanekaragaman Hayati?”, langsung dari COP15 Montreal dengan pembicara Dermawati Sihite (Dewan Penasihat AEER), moderator Bagja Hidayat (Managing Editor Media Tempo), dan pengantar dari Pius Ginting (Koordinator Perkumpulan AEER) pada:

Hari: Rabu, 14 Desember 2022
Waktu: 20.00-21.30 WIB
Link Zoom: bit.ly/COP-15AEER
Live Streaming Youtube: https://www.youtube.com/watch?v=E-MuyNRCTQs

Kami mengundang rekan-rekan untuk hadir dan berpartisipasi dalam disuksi ini.

Narahubung: 087832892902 (Lani)

Menuju COP15: Urgensi Penyelamatan Keanekaragaman Hayati Dekade Ini

Menuju COP15: Urgensi Penyelamatan Keanekaragaman Hayati Dekade Ini

Convention on Biological Diversity (CBD) menyatakan bahwa dari 20 target penyelamatan keanekaragaman hayati Aichi 2011-2020, tidak ada satu pun target yang berhasil tercapai sepenuhnya. Dekade Aichi telah berakhir dan masih diperlukan upaya maksimal untuk penyelamatan keanekaragaman hayati dekade ini.
Saat ini, Para Pihak CBD tengah mempersiapkan The Post-2020 Global Biodiversity Framework untuk disahkan pada Conference of the Parties 15 (COP15) pada bulan Desember di Kanada. Lalu bagaimana upaya yang harus dilakukan oleh Indonesia dalam upaya penyelamatan keanekaragaman hayati dekade ini?

Untuk mengulas situasi tersebut, kami hadirkan webinar berjudul “Menuju COP15: Urgensi Penyelamatan Keanekaragaman Hayati Dekade Ini”.

Webinar akan dilaksanakan pada:
Hari/tanggal: Rabu/30 November 2022
Waktu: 16.00-17.30 WIB
Link Zoom: bit.ly/WebinarCOP15
Link Youtube: bit.ly/StreamingWebinarCOP15

Pembicara:
1. Dermawati Sihite (Dewan Penasihat AEER)
2. Dr. Dolly Priatna, M.Si (Dewan Penasihat HarimauKita)

Kami mengundang rekan-rekan untuk hadir dan berpartisipai pada kegiatan tersebut.

Narahubung: 082117973918

Webinar “Paska COP 27: Transisi Energi dan Keadilan Iklim di Indonesia”

Webinar “Paska COP 27: Transisi Energi dan Keadilan Iklim di Indonesia”

Dunia saat ini tengah berupaya untuk mengatasi persoalan perubahan iklim. Demi memitigasi perubahan iklim, transisi energi menjadi salah salah satu isu yang penting untuk dilaksanakan secara konkret dengan prinsip yang demokratis dan berkeadilan.

Pemahaman, perencanaan dan penggunaan energi sangat penting untuk setiap upaya mengatasi perubahan iklim dan menciptakan masa depan yang berkelanjutan, adil, dan tangguh. Bagaimana hasil dari COP 27 Mesir dan bagaimana transisi energi di Indonesia dapat berjalan dengan mengarusutamakan demokrasi energi (keadilan, kontrol publik, keberlanjutan sektor energi) berdasarkan kondisi lokal dan nasional Indonesia?

Permasalahan ini akan dibahas pada Webinar “Paska COP 27: Transisi Energi dan Keadilan Iklim di Indonesia” yang akan dilaksanakan pada :
Hari/Tanggal : Selasa, 29 November 2022
Waktu : 14.00-15.30 WIB
Link Zoom : https://bit.ly/paskacop27

Kami mengundang rekan-rekan untuk hadir dan berpartisipasi pada kegiatan tersebut.
Narahubung: 081246119765 / 085226334626.

Festival Demokrasi Energi Jakarta

Festival Demokrasi Energi Jakarta

Perkumpulan AEER, XR Indonesia, KSBSI, dan KPBI 

Lokasi : Serambi Salihara Arts Center, Pasar Minggu Jakarta Selatan
Jakarta, 11 November 2022

 

Diskusi Publik Day-1 : G20 dan Transisi Energi
Tgl 11 November 2022 Pkl: 13:30 – 15:30
Pembicara: M.F Rosiy, Markus Sidauruk, Pius Ginting

 

Nonton dan Diskusi Film Day-1 : Mencari Demokrasi Energi
Tgl 11 November 2022 Pkl 15:30 – 17:00

 

Nonton dan Diskusi Film Day -2: Hampir Punah Terkepung Batubara
Tanggal 12 November 2022 Pkl 10:00 -12:00

 

Diskusi Publik Day-2 : Urgensi Transisi Berkeadilan
Tgl 12 November 2022 Pkl 13:00 – 15:00
Pembicara : Aceng Gimbal, Ilhamsyah, Fitriyani, Kunny Izza

 

Art Performance by XR Indonesia
Tgl 12 November 2022 Pkl 15:00 – 17:00
Oleh : Masyarakat Pesisir Cilincing, Marjinal, Ipank Hore-Hore

Indonesia Berjanji untuk Melindungi Laut dari Limbah Tambang, Tetapi Regulasi Beresiko Merusak Komitmennya

Indonesia Berjanji untuk Melindungi Laut dari Limbah Tambang, Tetapi Regulasi Beresiko Merusak Komitmennya

Indonesia adalah produsen nikel terbesar di dunia dan dan siap untuk meningkatkan produksi secara dramatis untuk memenuhi permintaan yang meroket. Permintaan nikel diasumsikan meningkat enam kali lipat pada tahun 2030, sebagian besar didorong oleh permintaan baterai kendaraan listrik.

Dua proyek besar yang menopang pembangunan nikel tingkat baterai di negara ini, Morowali Industrial Park dan proyek di Pulau Obi, telah mengajukan permintaan izin untuk membuang 31 juta ton limbah tambang ke Segitiga Terumbu Karang dengan keanekaragaman hayati tinggi menggunakan praktik pembuangan tailing bawah laut yang kontroversial dan sudah kadaluwarsa. Pembuangan laut adalah cara murah dan mudah untuk membuang limbah tambang, tetapi karena dampak lingkungan dan kesehatannya, telah dihapuskan atau dilarang di sebagian besar dunia.

Menghadapi penolakan dari masyarakat lokal dan kekhawatiran dari perusahaan kendaraan listrik bahwa dampak penambangan kotor akan merusak peralihan ke energi bersih, pengembang membatalkan permintaan izin untuk membuang tailing tambang ke laut pada Oktober 2020. Dan pada 5 Februari 2021, menyusul pengajuan proposal investasi oleh Tesla, juru bicara untuk pemerintah Indonesia mengumumkan bahwa mereka tidak lagi mengizinkan proyek pertambangan baru membuang limbah tambang ke laut.

Namun, tiga hari kemudian, pemerintah Indonesia mengabaikan komitmennya sendiri, meloloskan peraturan yang mengizinkan pembuangan tailing bawah laut. Peraturan Pemerintah No 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaran Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup tetap memperbolehkan pembuangan limbah tailing pada kedalaman setidaknya 100 meter jika tidak terdapat lapisan termoklin.

Peraturan ini membuka pintu untuk pembuangan laut dan bertentangan dengan komitmen publik pemerintah, meskipun momentum yang berkembang menentang praktik itu. Kontradiksi pemerintah perlu menjadi perhatian bagi publik, produsen kendaraan listrik, penyokong keuangan, dan komunitas-komunitas pesisir terdampak limbah tambang.

Tanggung jawab perlindungan lingkungan global tidak semata di pemerintahan negara penghasil material. Pengguna hilir dan pendukung keuangan juga berperan memastikan pembuangan laut tidak terjadi, menyoroti risiko reputasi yang terkait dengan praktik tersebut. Produsen mobil Ford, BMW dan Daimler-Benz telah turut dalam Initiative for Responsible Mining Assurance, mengisyaratkan komitmen mereka kepada sumber mineral yang bertanggung jawab dan penolakan atas praktik-praktik berbahaya, termasuk pembuangan limbah ke laut.

Citigrup, Standard Chartered, dan Credit Suisse telah melarang atau sangat membatasi membiayai perusahaan-perusahaan yang melakukan pembuangan limbah ke laut, dan Storebrand, pengelola aset utama Norwegia, melakukan divestasi dari tambang nikel dan kobalt Ramu di Papua Nugini atas kerusakan lingkungan akibat pembuangan tailing di laut.

Pemerintah Indonesia dan perusahaan yang terlibat dalam rantai pasok nikel batere perlu  membatasi semua pembuangan tailing di bawah laut. Pemerintah dan perusahaan yang terlibat dalam rantai pasokan nikel dunia seharusnya tidak mendukung pembuangan limbang tailing bawah laut. Melakukan pembuangan limbang tailing di laut, akan menjadikan baterai EV sebagai bagian dari masalah ekologi global dan berkontribusi pada sumber baru pencemaran pesisir dan laut.

Publik dapat mendukung kampanye agar laut tidak dijadikan sebagai tempat pembuangan limbah pengolahan nikel batere dapat menandatangani petisi agar industri nikel-baterai untuk kendaraan listrik harus mengikuti standar global yang terbaik.

 

Pernyataan Akhir  Forum Sosial Tematik Tentang Tambang Dan Ekonomi Ekstraktif

Pernyataan Akhir Forum Sosial Tematik Tentang Tambang Dan Ekonomi Ekstraktif

Melampaui Ektraktivisme:

Reklaiming Kekuasaan Rakyat, Hak Kami Untuk Mengatakan Tidak!

Kami, para partisipan Forum Sosial Tematik Tambang dan Ekonomi Ekstraktif, berkumpul di Johannesburg, Afrika Selatan untuk mengonsolidasi gerakan perlawanan, membangun perjuangan bersama untuk solidaritas, memastikan integritas alam dan mendorong dunia yang lebih baik bagi generasi sekarang dan mendatang.

Kami datang dari komunitas terdampak tambang, serikat buruh, organisasi rakyat, gerakan perempuan, LGBTI, kelompok kepercayaan, masyarakat adat, pekerja, petani skala kecil, nelayan tradisional, pemuda, grup pendukung dan akademisi dari 60 negara, termasuk 28 negara Afrika, Amerika, Asia Pasifik dan Eropa.

Kami merayakan keberagaman kami, menerima perbedaan pandangan di antara kami dan alternatif yang kami tawarkan, tetapi memahami bahwa kami bersama-sama diikat hasrat untuk sebuah masa depan yang bebas dari dampak destruktif dari ekstraktivisme.

Ekstraktivisme adalah sebuah model berdasarkan pada eksploitasi dari yang disebut “sumber daya alam” dan rakyat dimana pertambangan sebagai kasus utamanya.

Kenyataan-kenyataan Terkini

Beberapa dekade terakhir, kami melihat rasisme yang kian intensif, patriarki dan gaya kolonial, berdasarkan atas imajinasi akan kemungkinan pertumbuhan ekonomi tanpa batas pada planet yang terbatas. Hal ini menurunkan kondisi-kondisi yang memungkinkan kehidupan terjadi di bumi.  Atas nama kemajuan dan perkembangan, hal ini telah mendegradasi dan menghancurkan. Ini termasuk super-eksploitasi para pekerja, penyingkiran sistematik atas komunitas, menguatnya kondisi pemanasan global dan ketidakadilan iklim. Hal ini menaklukkan ekonomi lokal terhadap logika akumulasi kemakmuran yang menguntungkan perusahaan transnasional–penguasa  baru dari dunia.

Seakan-akan tidak cukup tragis, bangkitnya kekuatan fasis dan otoritarianisme lama dan baru adalah ancaman yang melepaskan gelombang baru kejahatan dan represi. Logika yang mereka setir adalah untuk mengeksploitasi krisis melalui perusakan parah terhadap alam, membuka batas baru untuk komodifikasi dan finansialisasi lebih lanjut. Samudera, sungai, hutan, seluruh ekosistem diatur agar melayani penciptaan keuntungan. Mengiringi proses rekolonialisasi dan berebut kontrol strategis yang langka atas sumber daya dengan persaingan kekuasaan global dan regional, meletakkan momok perang genosida baru, yang akan memusnahkan kelompok “tersingkirkan” dan terpinggirkan.

Kaum tani, petani skala kecil, migran, pengungsi, peternak kecil, orang terlantar, masyarakat adat, perempuan kelas pekerja telah diperbudak melalui model perkembangan partiarki ektraktivis. Mereka bekerja keras untuk menjamin kesintasan keluarga dan komunitas di bawah meningkatnya kondisi prekariat. Kerja perawatan mereka, produksi kehidupan dasar, reproduksi sosial dan rekreasi ekosistem yang terancam punah adalah tak terlihat, tak diakui dan tak penting. Kerja mereka menyokong keuntungan modal dan melayani kepentingan patriarki.

Selain itu, ekstraktivisme mengarah pada perusakan hak pekerja –di mana mereka eksis. Peraturan-peraturan kesehatan dan keselamatan secara sistematis dilanggar, pekerja informal dan upahan digerakkan ke bawah. Serikat buruh militan diserang dan hanya serikat yang patuh yang diizinkan. Yang disebut sebagai revolusi indiustri teknologi tinggi 4.0, data besar dan kecerdasan buatan, mewakili bentuk ekstraktif lainnya yang merupakan ancaman besar terhadap pekerjaan layak.

Perlawanan
Kami, khususnya petani, komunitas petani skala kecil, masyarakat adat dan lainnya  di seluruh dunia, saat ini melawan serangan sistematis pada daerah kami yang, melalui penggusuran, deforestasi dan penghancuran sumber air, mengancam menghancurkan kehidupan kami. Perempuan memainkan peran penting dalam perjuangan ini. Perempuan menuntut hak untuk mengatakan tidak!

Hal ini merebut hak untuk mengatakan TIDAK untuk aktivitas ekstraktif dalam kawasan kami,  sekaligus tegas untuk mengatakan YA. YA terhadap cara-cara alternatif lain untuk hidup harmonis dengan sisa jaringan hidup. YA untuk hak memutuskan bagaimana menjalani hidup kami sendiri. YA untuk mengakui bahwa alam tidak dapat dipahami sebagai koleksi yang disebut sumber daya untuk dieksploitasi sesuka hati dalam pencarian (memaksimalkan) keuntungan.

Dan YA, untuk memperbaiki sejarah, utang ekologis dan sosial kepada rakyat Dunia Selatan dan telah memperoleh relevansi baru melalui konsep utang iklim.

Kami aktif mendukung berlangsungnya Kampanye Global untuk Reklaiming Kedaulutan Rakyat, Membongkar Kekuasaan Korporasi dan Penghentian Impunitas. Kuasa dan keistimewaan korporasi, institusionalisasi melalui investasi dan persetujuan dagang, harus dihapuskan. Oleh karena itu, proses negosiasi PBB yang sedang berlangsung  tentang perjanjian internasional yang mengikat secara hukum bagi korporasi-korporasi terkait dengan hak azasi manusia dan inisiatif lainnya dari tingkat nasional dan lingkup regional merupakan sangat kritis dan prosesnya harus dipercepat.

Kriminalisasi & Militerisasi Wilayah Kami

Komunitas yang menolak proyek ekstraktif yang merusak dipecah belah lewat korupsi dan janji-janji palsu pembangunan, perampasan harta-harta sosial dan pelayanan publik untuk memaksa mereka tunduk. Komunitas aktivis kian dikriminalisasi, diancam, diculik, diserang dan dibunuh. Saat negara dan korporasi mendukung kekerasan terhadap perempuan, hal ini seringkali dalam bentuk seksualitas. Bahkan anak-anak dan pemuda dijadikan sasaran. Komunitas yang menolak untuk pertambangan dan proyek ekstraktif lainnya, dan serikat buruh militan diserang dengan kombinasi kekuatan negara dan korporasi. Secara umum, ruang bagi perlawanan terancam dan tertutup secara mendalam.

Alternatif

Darurat planet yang timbul dari berabad-abad ekstraktivisme kapitalis membutuhkan transformasi yang dalam tidak hanya akan sistem energi kita, tapi bagaimana kita memproduksi, mengonsumsi, dan mengorganisir hidup kita. Sebuah “transisi yang adil”  dari rejim berbasis bahan bakar fosil dan ekstraktif tak hanya diperlukan untuk menghadapi krisis iklim tapi mengandung embrio tatanan baru, demokratik, eko feminis, pos kapitalis. Adalah mitos bahwa menghentikan perubahan iklim dan menutup industri ekstraktif akan meningkatkan pengangguran. Sebaliknya, kehidupan yang layak dalam membangun sistem energi terbarukan dimiliki secara sosial, sistem pangan agro ekologi, perbaikan tanah dan ekosistem, kesehatan komunitas dan perumahan  sosial menjadi dasar bagi transisi adil.

Transisi yang adil telah hidup dalam perlawanan perempuan dalam cara mereka hidup, dalam komunitas menghadapi perusahaan tambang dan memelihara sistem pangan mereka, dan perjuangan pekerja melawan ketidakamanan dan privatisasi, sebuah transisi adil sebaiknya berdasarkan pengubahan industri, dimana pekerja di industri polutif diberikan pelatihan  ulang untuk kerja yang dibutuhkan secara sosial dan ekologi, pekerja (dan individu) yang tidak dapat melakukan transisi ke kehidupan baru ini dijamin mendapatkan pendapatan, layanan publik penting, dan dibayar lewat mengarahkan ulang subsidi negara dari industri ekstraktif, dengan menghentikan aliran dana gelap dan menerapkan pajak kepada perubahan  transnasional dan kaum kaya.

Hal pokok bagi perjuangan alternatif ini adalah hak mengatakan TIDAK. Kami mengatakan TIDAK bagi model ekstrativisme dan semua cadangan gas, minyak, batubara harus tetap di dalam tanah; ekonomi sirkuler dimana mineral dan metal didaur ulang dan dibawa kembali ke produksi harus mengkarakterisasi masa depan berkelanjutan; bergerak ke ekstrativisme baru seperti pertambangan di laut dalam adalah solusi palsu; konsumsi berlebihan di dunia utara dan selatan harus dibatasi, berdasarkan prinsip kecukupan. Produktivisme, pertumbuhan tanpa henti dan akumulasi demi akumulasi semata harus dihentikan. Seperti kami kami katakan selama Forum ini:” Kita tidak hidup untuk memproduksi tapi memproduksi untuk hidup.”

Kooptasi pemimpin tradisional untuk memfasilitasi penetrasi ekstraktivisme ke dalam teritorial kita begitu cepat melemahkan legitimasi struktur ini dan menyerukan untuk pembaruan semua demokrasi kerakyatan di semua tingkat, khususnya di tingkat komunitas lokal.

Inisiatif lokal adalah fondasi  bagi pembangunan kontra dibutuhkan untuk melawan sistem. Dalam hal ini kami yakin akan kebutuhan perluasan kepentingan bersama. Alam, iklim, air, sumber daya dan semua bentuk kehidupan adalah tidak untuk dijual! Mereka adalah milik bersama dan kita harus melindungi dan membaginya dengan semua rakyat dan generasi yang akan datang. Hal untuk kepentingan bersama dan menghormati kelanggengannya adalah etika yang mendesak dan menjamin perdamaian dan keadilan sosial.

Dalam  hal ini kami terinspirasi oleh perspektif banyak rakyat kita, grup penduduk asli dan komunitas yang menghormati hal-hak alam dan memahami alam bukan kepemilikan: setiap ekosistem punya hak untuk hidup dan berkembang, “air punya hak untuk terus mengalir dan burung untuk minum dan terbang.” Sungai dan tanah punya entitas hak, dan kita harus menghormati kesakralan mereka.

Kebersamaan dan solidaritas yang didorong oleh Forum Sosial Tematik memberikan inspirasi bagi semua kampanye kolektif, aksi, dan aliansi baru global dan majelis rakyat yang akan menjamin masa depan kita bersama.